Hari Kiamat merupakan
hari yang digambarkan sebagai musnahnya seluruh alam dan bumi dan kebangkitan
semula. Kiamat berasal dari perkataan bahasa Arab iaitu قيام yang bermaksud
bangkit atau bangun. Ia merupakan satu kepercayaan dalam agama Islam.
Nama-nama hari kiamat
dalam Islam. Nama-nama tersebut disebut dalam al-Quran:
No
|
Transliterasi
|
Arab
|
Terjemahan
|
1
|
Yawm
al-Qiyāmaṯ
|
يوم القيامة
|
Hari
kebangkitan
|
2
|
al-Sā’aṯ
|
الساعة
|
Waktu
|
3
|
Yawm
al-Akhīr
|
يوم الآخر
|
Hari
Akhir
|
4
|
Yawm
al-Dīn
|
يوم الدين
|
Hari
akhir (agama)
|
5
|
Yawm
al-Faṣl
|
يوم الفصل
|
Hari
keputusan
|
6
|
Yawm
al-Ḥisāb
|
يوم الحساب
|
Hari
perhitungan
|
7
|
Yawm
al-Fatḥ
|
يوم الفتح
|
Hari
pengadilan
|
8
|
Yawm
al-Talāq
|
يوم التلاق
|
Hari
perpisahan
|
9
|
Yawm
al-Jam’(i)
|
يوم الجمع
|
Hari
pengumpulan
|
10
|
Yawm
al-Khulūd
|
يوم الخلود
|
Hari
kekekalan
|
11
|
Yawm
al-Khurūj
|
يوم الخروج
|
Hari
Keluar
|
12
|
Yawm
al-Ba’th
|
يوم البعث
|
Hari
Kebangkitan
|
13
|
Yawm
al-Ḥasraṯ
|
يوم الحسرة
|
Hari
penyesalan
|
14
|
Yawm
al-Tanād
|
يوم التناد
|
Hari
pemanggilan
|
15
|
Yawm
al-Āzifaṯ
|
يوم الآزفة
|
Hari mendekat
|
16
|
Yawm
al-Taghābun
|
يوم التغابن
|
Hari
terbukanya aib
|
17
|
Yawm
al-Wa’īd
|
يوم الوعيد
|
Hari
yg dijanjikan
|
18
|
Yawm
al-Aẕīm
|
اليوم العظيم
|
Hari
agung
|
19
|
al-Yawm
al-Masyhūd
|
اليوم المشهود
|
Hari
penyaksian
|
20
|
al-Qāri’aṯ
|
القارعة
|
Bencana
yang menggetarkan
|
21
|
al-Ghāsyiaṯ
|
الغاشية
|
Bencana
yang tak tertahankan
|
22
|
al-Ṣākhkhaṯ
|
الصاخة
|
Bencana
yang memilukan
|
23
|
al-Tāmmaṯ al-Kubrā
|
الطامة الكبرى
|
Bencana
yang melanda
|
24
|
al-Ḥāqqaṯ
|
الحاقة
|
Kebenaran
esar
|
25
|
al-Wāqi’aṯ
|
الواقعة
|
Peristiwa
besar
|
Sesungguhnya setiap
makhluk hidup, apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan memiliki
tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya
kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, lemah. Begitu juga halnya
dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning,
kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda
akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian
malam atau siang.
Dikatakan juga: Saa’at
segala sesuatu berarti waktunya hilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah
atau kiamat mengandung dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk,
seperti tanaman binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika
datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi
dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang
di langit dan di bumi.
Bagaimana dengan
kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih
mengerikan. Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat.
Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu. Tidak satu
pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat.
Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34).
Maka ketika ditanya
tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada Allah swt., “Kepada-Nyalah
dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat: 47)
Allah merahasiakan
terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara
tiba-tiba. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah
terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah
pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya
selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit
dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)
Namun demikian,
sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat
yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)
“Yang
mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk
mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian
tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah
bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum
itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah:
‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).” (Al-An’am: 158)
Tanda-tanda kiamat
adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan
tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda
kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat
dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu,
dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan
lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau
bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul
mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal,
Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda
pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu
Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat,
bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan
terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan
wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari
tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan
berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah
dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah
pintu taubat.” (Fathul Bari)
Tanda-Tanda Kiamat
Kecil
Tanda-tanda kiamat
kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai;
seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya
fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul
tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah,
terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan
lain-lain.
Di antara tanda-tanda
kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya
Rasulullah saw
Jabir r.a. berkata, ”Adalah
Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh
dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah)
dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat
seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk
dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya
amanat
Jabir r.a. berkata,
tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat,
maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?”
Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata,
“Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang
ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak
mendengar.”Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau
bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki
Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.”Rasulullah saw. Berkata, “Jika
amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.”Bertanya, “Bagaimana
menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR
Bukhari)
3. Penggembala menjadi
kaya
Rasulullah saw.
ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab,“Seorang
budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas
kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi
dalam bangunan.” (HR Muslim)
4. Sungai Efrat
berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra.
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai
Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan
setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata,
”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Baitul Maqdis
dikuasai umat Islam
”Ada enam dari
tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis,
seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya
masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian
pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin
12.000.” (HR Ahmad dan
At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi
pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga
banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?”
Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR
Muslim)
7. Munculnya kaum
Khawarij
Dari Ali ra. berkata,
saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman
kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman
Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari
agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka
bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR
Bukhari).
8. Banyak polisi dan
pembela kezhaliman
“Di akhir zaman banyak
polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan
sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman
mereka.” (HR At-Tabrani)
9. Perang antara
Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga
kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka
sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan
pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah,
ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena
ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai
dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR
Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya
perzinahan
13. Banyaknya kaum
wanita
Dari Anas bin Malik
ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda
kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan,
banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita,
sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah
dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia
saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan
Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba
dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra.
berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu
waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan
langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra.
berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat
di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang
halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Tanda-Tanda Kiamat
Besar
Sedangkan tanda-tanda
kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan
mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal,
Ya’juj dan Ma’juj.
Hudzaifah bin As-yad
al-Ghifaryberkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi
MuhammadS.A.W kepada kami lalu bertanya, “Apakah yang kamu semua sedang
bincangkan.?” Lalu kami menjawab, “Kami sedang membincangkan
tentang hari Kiamat.”
Sabda Rasulullah
S.A.W. “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat
sepuluh tanda :
1.
Asap
2.
Dajjal
3.
Binatang melata di bumi
4.
Terbitnya matahari sebelah barat
5.
Turunnya Nabi Isa A.S
6.
Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7.
Gerhana di timur
8.
Gerhana di barat
9.
Gerhana di jazirah Arab
10.
Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat
pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah
bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari
kiamat. Dajjal boleh membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa.Dia akan
mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya
tertulis perkataan ‘Ini adalah orang kafir’.
Asap akan memenuhi
timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman
terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafir
pula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan
dubur mereka. Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar
di kota Mekah dekat gunung Shafa, iaakan berbicara dengan kata-kata yang fasih
dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi
Sulaiman A.S.
Apabila binatang ini
memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi
orang itu ‘Ini adalah orang yang beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi
orang yang kafir, maka akan tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’. Turunnya Nabi
Isa. A.S di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian
Nabi Isa A.Sakan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.
Yakjuj dan Makjuj pula
akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan
satulagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang
bendungan yang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya mereka
ini,bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiah
diminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik.
Rasulullah S.A.W telah
bersabda,” Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris
jualandi pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan
tumbuh-tumbuhan.Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya
anak-anak zina,orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara
lantang dimasjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq”
Berkata Ali bin Abi
Talib,Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya
saja,agama hanya bentuk saja, Al-Qur’an hanya dijadikan bacaan saja, mereka
mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut AsmaAllah.
Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan
timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.Dan kesemua yang
tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat.”
Sabda Rasulullah
S.A.W, “Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan
pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan
seperti pinjaman, belajar lain dari pada agama, orang lelaki taat kepada
isterinya,mendurhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya,
suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik,
oarng dimuliakan karena ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan
kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat.”
Ayat-ayat dan hadits
yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:Hingga apabila dia
telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit
itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai
Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain
berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya
adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat),
agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan
telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang
akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin
kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml:
82)
Dari Hudzaifah bin
Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada
saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang
sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat
hari kiamat.”Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum
engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan:
Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari
barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat
dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke
Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin
Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan
berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang
dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Perbedaan antara
tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :
1.
Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari
tanda-tanda kiamat besar.
2.
Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya
sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar
belum terjadi.
3.
Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar
bersifat luar biasa.
4.
Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan
bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu
taubat.
5.
Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan
diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari
dari Barat.
Alam dunia adalah
salah satu fase kehidupan yang dilalui oleh manusia, suatu saat nanti dunia ini
akan berakhir dan manusia berpindah kepada fase kehidupan berikutnya yaitu alam
akhirat. Akhir kehidupan dunia inilah yang disebut Kiamat.
Kiamat pasti tiba
tanpa ragu sedikit pun, kepastian terjadinya ditetapkan oleh dalil-dalil
al-Qur`an dalam jumlah yang besar. Di antara dalil-dalil tersebut adalah:
a. Firman Allah, “Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu
pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan
semua orang di dalam kubur.” (Al-Hajj: 7).
b. Firman Allah, “Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan
datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
beriman.” (Ghafir: 59).
c. Firman Allah, “Telah dekat datangnya saat itu dan
telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1).
Dari sunnah Nabi saw
di antaranya sabda beliau,
بُعِثْتُ أَنَا
وَالسَّاعَةَ كَهَاتَبْنِ وَيَقْرِنُ إِصْبَعَيْهِ السَّبـَّابَةَ وَالوُسْطَى
.
“Aku diutus, sedangkan
aku dan Hari Kiamat adalah seperti ini,’ beliau menyandingkan antara jari
telunjuk dan jari tengah.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Meskipun Kiamat pasti
terjadi akan tetapi Allah merahasiakan waktunya. Dia tidak berkenan
memberitahukan kepada seorang pun, tidak kepada nabi yang diutus tidak kepada
malaikat yang dekat. Jadi ilmu tentangnya mutlak di tangan Allah semata.
Dalil yang menetapkan
hal itu di antaranya:
Firman Allah, “Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah,
‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu
amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu
tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya
pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” (Al-A’raf: 187).
Firman Allah, “Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman:
34).
Firman Allah, “Manusia
bertanya kepadamu tentang Hari Berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya
pengetahuan tentang Hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu
(hai Muhammad), boleh jadi Hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzab:
63).
Dalam Shahih
al-Bukhari dan Muslim ketika Jibril datang kepada Nabi saw bertanya tentang
kapan Kiamat, Nabi saw menjawab,
مَا المَسْئُوْلُ
عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ .
“Yang ditanya tentang
Hari Kiamat tidak lebih mengetahui dari yang bertanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Walaupun Allah
merahasiakan kapan terjadinya Kiamat akan tetapi tidak dengan tanda-tandanya.
Dia berkenan memberitahukannya kepada Nabi saw lalu beliau menyampaikannya
kepada kita. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Nabi saw bersabda,
لاَ تَقُوْمُ
السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ ، يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا
مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ ، دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ . وَحَتَّى يُبْعَثَ
دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ ، قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ ، كُلُّهَمْ يَزْعُمُ
أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ ، وَحَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ وَتَكْثُرُ الزَّلاَزِلُ ،
وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ ، وَتَظْهَرَ الفِتَنِ ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ ، وَهُوَ
القَتْلُ . وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمْ المَالِ ، فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ
المَالِ مَنْ يَقْبَلْ صَدَقَتَهُ ، وَحَتَّى يَعْرِضَهُ ، فَيَقُوْلُ الّذِي
يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ : لاَ أَرَبَ لِي بِهِ . وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي
البُنْيَانِ . وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ : يَا
لَيْتَنِي مَكَانَه .
“Kiamat tidak terjadi
sehingga ada dua kelompok besar bertikai yang memakan korban besar, seruan
keduanya satu, dan sehingga muncul para Dajjal pembual besar mendekati 30,
semuanya mengaku sebagai rasul Allah dan sehingga ilmu diangkat, gempa terjadi
dalam jumlah besar, zaman menjadi dekat, fitnah besar muncul dan pembunuhan
merajalela, sehingga harta melimpah di kalangan kalian, ia melimpah sehingga
pemilik harta mencari-cari siapa yang menerima sedekahnya, dan sehingga dia
menawarkannya maka orang yang ditawari berkata, ‘Aku tidak memerlukannya,’ sehingga
manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan dan sehingga seseorang melewati
kubur orang lain dan dia berkata, ‘Seandainya aku yang menggantikannya’.”
Beriman kepada Hari
Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam
kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait
dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat
kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari
Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an
dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan
beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak
mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak
akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada
ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka
dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
“Dan mereka berkata,
‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita
hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali
tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah:
24).
Hari Akhir disebut
demikian sebab tidak ada hari setelahnya. Perlu diketahui bahwa al-Qur`an
menetapkan lima fase yang dilalui oleh setiap orang: fase ketiadaan, fase alam
rahim, fase dunia, fase alam Barzakh dan yang terakhir adalah alam akhirat.
Fase pertama
ditetapkan oleh firman Allah, “Bukankah telah datang atas manusia satu
waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut?” (Al-Insan: 1).
“Mengapa kamu kafir
kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” (Al-Baqarah: 28).
Fase kedua ditetapkan
oleh firman Allah,“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan.” (Az-Zumar: 6).
“Hai manusia, jika
kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami
tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ditetapkan
oleh firman Allah,“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78).
“Kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya.”(Al-Haj: 5).
Fase ketiga ini adalah
fase ujian, ia merupakan tolak ukur kebahagiaan dan kesengsaraan untuk fase
selanjutnya. Firman Allah, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa
lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk: 2).
Fase keempat
ditetapkan oleh firman Allah, “Agar aku berbuat amal yang shalih
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari
mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 100).
Fase kelima merupakan
tujuan akhir, ia ditetapkan oleh firman Allah, “Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu
sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat.” (Al-Mukminun:
15-16).
Dalil yang menetapkan
kewajiban beriman kepada Hari Akhir berjumlah banyak, ada yang bersifat umum
dan ada yang bersifat khusus. Yang pertama hadir dalam bentuk perintah beriman
kepada Hari akhir dan penetapan bahwa beriman kepada Hari Akhir termasuk sifat
orang-orang yang beriman. Yang kedua tentang penetapan terhadap sebagian
perkara hari Akhir seperti kebangkitan, hisab, pembagian buku catatan amal dan
lain-lain.
Dalil yang pertama
seperti firman Allah,“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, Hari Kemudian dan beramal shalih, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 62).
“Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al-Baqarah:
177).
Sabda Nabi saw,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ
وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُوْلِهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ
بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ .
“Engkau beriman kepada
Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, kepada Hari Akhir dan
engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalil yang kedua
seperti firman Allah tentang kebangkitan, “Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah,
‘Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (At-Taghabun: 7).
Firman Allah tentang
hisab dan pembagian buku catatan,“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah
bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya.
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya
(yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan
kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, ‘Celakalah aku.’ Dan dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Al-Insyiqaq: 6-12).
Di antara perkara
pokok yang menjadi pertentangan antara Rasulullah saw dengan masyarakat
jahiliyah adalah kehidupan sesudah kematian. Masyarakat jahiliyah menganggap
mustahil dan tidak nalar kalau jasad yang sudah habis dimakan tanah dihidupkan
kembali. Di dalam al-Qur`an Allah menyampaikan ucapan-ucapan mereka yang
mengungkapkan pengingkaran mereka terhadap kehidupan setelah kematian. Firman
Allah, “Mereka berkata, ‘Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami
telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar
akan dibangkitkan ? Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman
(dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu
kala!” (Al-Mukminun: 82-83).
“Apakah kami setelah
mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu
pengembalian yang tidak mungkin.” (Qaaf: 3).
Penyair mereka
berkata,
أمَوتٌ ثُمَّ بَعْثٌ
ثُمَّ حَشْرٌ
حَدِيْثُ خُرَافَةٍ يَا
أُمَّ عَمْرٍو
Karena kuatnya
pengingkaran mereka terhadap kebangkitan sesudah kematian maka al-Qur`an
menyanggah dan meyakinkan mereka dengan metode:
Al-Qur`an menetapkan
kodrat dan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-makhluk yang besar lagi
agung. Selanjutnya al-Qur`an menetapkan jika Allah berkuasa menciptakan
makhluk-makhluk tersebut lalu apa yang menghalangi Allah untuk menghidupkan
orang mati di mana ia lebih mudah? Firman Allah, “Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi
dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan
orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqaf:
33).
“Sesungguhnya
penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ghafir: 57).
Al-Qur`an menetapkan
bahwa Allah menciptakan manusia yang sebelumnya dalam ketiadaan, selanjutnya
al-Qur`an menetapkan jika Allah mampu menciptakan manusia dari ketiadaan
niscaya lebih mudah bagiNya mengembalikan manusia yang sebelumnya telah ada
karena siapa pun mengetahui bahwa mengembalikan yang sudah ada lebih mudah
daripada menciptakan dari ketiadaan. Firman Allah,“Dan Dia-lah yang
menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya
kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya. Dan
bagiNya-lah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Ar-Rum: 27).
“Dan ia membuat
perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah
yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?’ Katakanlah,
‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia
Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (Yasin: 78-79).
Al-Qur`an mengajak
manusia melihat kepada bumi yang mati lalu Allah menurunkan air dari langit dan
menghidupkan bumi. Bukankah ini adalah menghidupkan setelah kematian? Firman
Allah, “Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Haj: 5).
“Dan yang menurunkan
air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air
itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Az-Zukhruf: 11).
Al-Qur`an menetapkan
peistiwa-peristiwa penghidupan sebagian orang yang mati di dunia ini sebagai
bukti tidak terbantahkan akan kekuasaan Allah dalam menghidupkan setelah
mematian. Firman Allah, “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang
manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak
menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman,
‘Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah
menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu
tanda-tanda kekuasaannya agar kamu mengerti.” (Al-Baqarah: 72-73).
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka,
sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman
kepada mereka, ‘Matilah kamu,’ kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya
Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur.” (Al-Baqarah: 243).
Yang dimaksud dengan
tanda-tanda kiamat kubro adalah tanda-tanda yang apabila ia terjadi berarti
Kiamat sudah diambang pintu. Dalam hadits riwayat Muslim (Mukhtashar Shahih
Muslim no. 2037) dari Hudzaefah bin Usaid al-Ghifari Rasulullah bersabda,
إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ
حَتَّى تَرَوْا قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ : الدُّخَانَ ، وَالدَّجَّالَ ،
وَالدَّابَّةَ ، وَطُلُوْعِ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا ، وَنُزُوْلَ عِيْسَى بْنِ
مَرْيَم ، وَيَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ : خَسْفٌ بِالمَشْرِقِ
، وَخَسْفٌ بِالمَغْرِبِ ، وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ العَرَبِ ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ
تَخْرُجُ مِنَ اليَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
.
“Kiamat tidak tiba
sehingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda, lalu beliau menyebutkan:
Asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa
putra Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman (di timur, di barat dan
jazerah Arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman menggiring
manusia ke Mahsyar mereka.”
Dari sepuluh tanda di
atas dimulai pembahasan tentang Dajjal.Dajjal secara etimologi berarti penipu
ulung dan pembual besar. Secara istilah dia adalah seorang laki-laki pembual
pengaku dirinya Tuhan keluar di akhir zaman.
Sebabnya adalah karena
satu amarah. Ummul Mukminin Hafshah bintu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata
kepada Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Tidakkah kau tahu bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ
غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا
“Dia keluar hanyalah
karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)
Diriwayatkan dari
An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa
sallam pernah menyebutkan perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan
kadang mengeraskan suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun korma.
Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
غَيْرُ الدَّجَّالِ
أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ
دُوْنَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ
وَاللهُ خَلِيْفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ
طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ
أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ
خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِيْنًا وَعَاثَ
شِمَالاً، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا
“Selain Dajjal lebih
aku takutkan (menimpa) kalian. Karena jika Dajjal keluar dan aku masih ada di
antara kalian niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika
aku telah tiada maka setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah
yang akan menjaminku membela setiap muslim. Dia adalah seorang pemuda yang
sangat keriting, matanya tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan
Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal
surat Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri
dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)
Dajjal merupakan
cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada
makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang
fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
مَا بَيْنَ خَلْقِ
آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ
“Tidak ada antara
penciptaan Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal (dalam
satu riwayat: fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)
Tidak ada satu negeri
pun di bumi ini kecuali akan didatangi dan dikuasai Dajjal, kecuali Makkah dan
Madinah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ
إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ وَلَيْسَ نَقْبٌ
مِنْ أَنْقَابِهَا إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ تَحْرُسُهَا
فَيَنْزِلُ بِالسِّبْخَةِ فَتَرْجُفُ الْمَدِيْنَةُ ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ يَخْرُجُ
إِلَيْهِ مِنْهَا كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
“Tidak ada satu negeri
pun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak
ada satu celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya.
Kemudian Dajjal datang ke suatu daerah -di luar Madinah- yang tanahnya
bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya semua
orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)
Di antara negeri yang
tidak didatangi (tidak dikuasai) Dajjal adalah Baitul Maqdis dan bukit Tursina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Dia akan tinggal selama 40
hari mendatangi semua tempat kecuali empat masjid: Masjidil Haram, Masjid
Madinah, Bukit Tursina (Palestina), dan Masjidil Aqsha (Palestina).” (HR. Ahmad
dan lainnya. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata sanadnya shahih. Lihat
Qishshatu Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa)
Fitnah Dajjal adalah
fitnah terbesar sehingga salah satu permohonan Nabi kepada Allah di dalam
shalat adalah perlindungan darinya. Dari Aisyah bahwa Rasulullah berdoa di
dalam shalat,
اَللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيْحِ
الدَّجَّال ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ .
“Ya Allah sesungguhnya
aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah
Almasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang.” (Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 447
dan Mukhtashar Shahih Muslim no. 306).
Rasulullah bersabda,
مَا بَيْنَ خَلْقِ
آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرَ مِنَ الدَّجَّالِ
.
“Tidak ada makhluk
dengan fitnah terbesar sejak Allah menciptakan Adam sampai hari Kiamat melebihi
Dajjal.” (HR. Muslim dari
Imran bin Hushain. Mukhtashar Shahih Muslim no. 2058).
Di samping itu Rasulullah
memperingatkan umatnya dari fitnahnya bahkan hal yang sama dilakukan oleh
nabi-nabi sebelumnya. Rasulullah bersabda,
إِنِّي
أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ أَنْذَرَ قَوْمَهُ لَقَـْد أَنْذَرَهُ
نُوْحٌ قََوْمَهُ .
“Sesungguhnya aku
memperingatkanmu dari Dajjal. Tidak seorang nabi pun kecuali dia memperingatkan
kaumnya darinya. Demikian pula Nuh, dia memperingatkan umatnya darinya.” (Muttafaq alaihi dari Ibnu Umar.
Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1246 dan Mukhtashar Shahih Muslim no. 2044).
Ciri-ciri Dajjal
seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah dari dua kitab tershahih setelah
kitabullah yaitu Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim yaitu Mata kanannya cacat
tertutup kulit tebal oleh karenanya dia disebut dengan al-Masih yang berarti
orang yang dihapus yaitu matanya, matanya seperti anggur terapung, di antara
keduanya tertulis kafir yang bisa dibaca setiap Mukmin atau orang yang membenci
perbuatannya. baik orang tersebut bisa membaca atau tidak, berambut sangat
keriting, kulitnya merah, berbadan tinggi besar mirip dengan Abdul Uzza bin
Qathan bin Amru al-Khuzai, mandul tidak beranak. Dia keluar dari sebuah jalan
di antara Syam dan Irak. Hidup di bumi selama empat puluh hari berbuat
kerusakan, Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan dan satu hari
seperti seminggu dan hari-hari lain seperti hari-hari biasa. Kecepatannya
seperti hujan diterpa angin kencang. Dia mendatangi suatu kaum, dia mengajak
mereka dan mereka beriman kepadanya dan menjawab ajakannya, lalu dia menyuruh
langit dan ia menurunkan hujan, dia menyuruh bumi maka ia menumbuhkan, maka
ternak-ternak mereka makmur, punuknya tinggi, susunya deras dan perutnya
kenyang. Sebaliknya ketika Dajjal mengajak kaum yang lain lalu mereka
menolaknya maka mereka ditimpa kesulitan hidup, harta mereka binasa sehingga
mereka tidak memiliki apa pun.
Dajjal berkata kepada
tanah kosong, “Keluarkan harta yang ada di perutmu”, maka ia pun
keluar mengikutinya seperti lebah mengikuti ratunya. Dia mampu menghidupkan
orang mati, dia membelah seorang pemuda kuat menjadi dua bagian, kedua bagian
tersebut dipisah sejauh lemparan anak panah, lalu Dajjal memanggulnya dan ia
pun datang dengan wajah berseri dan tertawa. Pengikut Dajjal adalah orang-orang
Yahudi Ashbahan sebanyak tujuh puluh ribu. Tidak ada negeri di bumi ini kecuali
Dajjal menginjakan kaki padanya kecuali Makkah dan Madinah, karena di setiap
lorong yang menuju kepada keduanya terdapat malaikat yang berbaris dan
bersenjata. Setiap kali Dajjal hendak memasukinya dia dihadang oleh malaikat
dengan senjatanya.
Rasulullah bersabda,
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ
إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّال ، إِلاَّ مَكَّةَ وَالمَدِيْنَة ، لَيْسَ لَهُ مِنْ
نِقَابِهَا نَقَـبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ المَلاَ ئِكَةُ صَافِيْنَ يَحْرُسُوْنَهَا
.
“Tidak ada suatu
negeri kecuali ia disambangi Dajjal selain Makkah dan Madinah tidak ada satu
jalan dari jalan-jalan kedua kota tersebut kecuali padanya malaikat berbaris
menjaganya.” (Muttafaq alaihi dari
Anas bin Malik, Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 866 dan Mukhtashar Shahih
Muslim no. 2055).
Meskipun kehadiran
Dajjal di akhir zaman telah ditetapkan oleh Rasulullah, ciri-cirinya telah
diperinci oleh beliau, semua itu tercantum di hadits-hadits shahih, meskipun
demikian masih ada sebagian kalangan yang tidak mempercayainya.
Katanya Dajjal
hanyalah ilusi dan khayalan belaka. Apapun alasannya hal itu berarti tidak
mempercayai Muhammad sebagai Rasulullah, atau ada sebagian kalangan yang
mempercayainya akan tetapi mereka membelokkan maksud dan makna Dajjal kepada
makna yang lain yang tidak sesuai dengan zhahir hadits-hadits yang ada. Katanya
Dajjal adalah sebuah kekuatan angkara murka yang menindas kaum Muslimin seperti
Amerika atau Israel saat ini, ia bukan orang. Apapun alasan pendapat ini ia
adalah salah karena dalam hadits-hadits secara jelas disebutkan
keterangan-keterangan yang tidak sesuai dengannya. Jadi ia sama dengan
membelokkan leher dalil secara paksa ke arah yang tidak diinginkan oleh dalil
itu sendiri.
Langkah apakah yang
mesti diambil seorang Muslim dalam menghadapi Dajjal adalah memohon
perlindungan kepada Allah darinya di setiap shalat sebelum salam.
Hal ini dilakukan dan
diperintahkan oleh Rasulullah. Logika sederhana, jika Rasulullah memohon
perlindungan kepada Allah darinya.
Menjauh dan menghindar
dari Dajjal, hal ini karena Dajjal adalah fitnah terbesar dan cara mujarab
menangkalnya adalah jangan mendekatinya. Lalu bagaimana jika seorang Muslim
mendapatkannya? Hendaknya dia membaca beberapa ayat pertama surat al-Kahfi.
Rasulullah bersabda,
فَمَنْ أَدْرَكَهُ
مِنْكُمْ فَلْيَقَْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةُ الكَهْفِ
.
“Barangsiapa dari
kalian mendapatkannya maka hendaknya dia membaca pembukaan surat al-Kahfi
atasnya.” (HR. Muslim dari
an-Nawas bin Sam’an, Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048).
Hendaknya seorang
Muslim tetap memegang teguh akidahnya yang lurus dan imannya yang kokoh agar
tidak tertipu oleh Dajjal.
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلى الله عليه وسلم : ” إِنَّ مَعَ
الدَّجَّالِ إِذَا خَرَجَ مَاءً وَنَارًا ، فَأَمَّا الذِي يَرَى النَّاسُ
أَنَّهَا النَّارُ فَمَاءٌ بَارِدٌ ، وَأَمَّا الّذِي يَرَى النَّاسُ أَنَّهُ
مَاءٌ بَارِدٌ فَنَارٌ تُحْرِقُ ، فَمَنْ أَدْرَكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الّذِي
يَرَى أَنَّهَا نَارٌ ، فَإِنَّهُ عَذْبٌ بَارِدٌ .”
Dari Hudzaefah
berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila Dajjal muncul, dia mempunyai air
dan api. Adapun yang dilihat orang-orang bahwa ia adalah api maka ia justru air
yang dingin. Adapun yang dilihat orang-orang bahwa ia adalah air yang dingin
maka ia justru api yang membakar. Barangsiapa dari kalian mendapatkan itu maka
hendaknya dia masuk ke dalam apa yang dilihatnya api karena ia adalah air yang
dingin.” (Muttafaq alaihi. Lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari,
Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1375, Mukhtashar Shahih Muslim no. 2046).
Dajjal mati di tangan
al-Masih Isa putra Maryam. Dalam hadits Abdullah bin Amru yang panjang
Rasulullah mengatakan hal ini. Sabda beliau,
فَيَبْعَثُ اللهُ
عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُـْروَةُ بْنُ مَسْعُوْدٍ فَيَطْلُبُهُ
فَيُهْلِكُهُ .
“Lalu Allah mengutus
Isa putra Maryam, dia mirip Urwah bin Mas’ud. Isa memburu Dajjal dan
membinasakannya.” (HR. Muslim,
Mukhtashar Shahih Muslim no. 2052).
Dalam hadits an-Nawas
bin Sam’an yang panjang Rasulullah menjelaskan begini,
فَبَيْنَمَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللهُ المَسِيْحَ بْنَ مَرْيَمَ … فَيَطْلُبُهُ حَتَّى
يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْـتُلَهُ .
“Manakala dia dalam
kondisi tersebut Allah mengutus al-Masih putra Maryam…. lalu Isa memburunya
sehingga dia menangkapnya di pintu gerbang Lud – kota yang terletak di sebelah
barat Baitul Maqdis maka Isa membunuhnya.” (HR. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim
no. 2048).
Jibril ‘alaihissalam
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَأَخْبِرْنِي عَنْ
السَّاعَةِ. قَالَ: مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ
“Kabarkanlah kepadaku
kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak
lebih tahu dari bertanya.” (HR.
Muslim no. 1)
Meskipun tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya
telah menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda
hari kiamat ada dua, shugra dan kubra. Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di
antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
Jibril:
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ
“(Jibril) berkata:
Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab: Budak perempuan
melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang
badan penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)
Adapun tanda kiamat
kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari
radhiyallahu ‘anhu:
اطَّلَعَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ. فَقَالَ: مَا
تَذَاكَرُوْنَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ
حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ
وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى ابْنِ
مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ
خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ
وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ
Rasulullah melihat
kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari
kiamat.” Beliau berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat
sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah,
terbitnya matahari dari barat, turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj,
dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah
Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring)
mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Di antara tanda kiamat
kubra yang termaktub dalam hadits di atas adalah keluarnya Dajjal. Pembahasan
masalah keluarnya Dajjal merupakan pembahasan penting disebabkan beberapa
faktor yang disebutkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu:
1. Banyaknya orang
yang menisbatkan diri kepada ilmu dan dakwah meragukan akan turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal.
2. Kebanyakan manusia
tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya ‘Isa bin
Maryam ‘alaihissalam.
(Lihat Qishshah
Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Dajjal Secara bahasa
disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu dalam kitab beliau
At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya:
Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu manusia). Asy-Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Dikatakan demikian karena dia adalah
manusia yang paling besar penipuannya.”
Dalam istilah
syar’i:Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Seorang laki-laki
pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah
Lum’atul I’tiqad)
Para nabi telah
memperingatkan akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
قَامَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ
أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ
نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ
وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ،
تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan
berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali
pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah
memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu
ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah dia itu buta
sebelah matanya, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim,
2930/169)
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ
حَدِيْثًا عَنِ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؟ إِنَّهُ أَعْوَرُ
وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ
إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ
نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan
kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada
kaumnya? Dia buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti surga dan neraka.
Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada
kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Dari Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ
إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ
أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف
ر
“Tidak ada seorang
nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya,
pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis
di antara dua mata Dajjal: ك ف ر -yakni kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dalam riwayat lain:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Bisa dibaca oleh
semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105)
Banyak kejadian telah
dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang keluarnya
Dajjal. Di antara kejadian-kejadian tersebut:
1. Banyaknya yang
tewas ketika kaum muslimin melawan Romawi
Diriwayatkan dari
Yusai bin Jabir: Bertiup angin di Kufah, datanglah seorang pria yang ucapannya
hanyalah: “Ya Abdullah bin Mas’ud, kiamat telah datang.” Maka
beliau duduk dan bersandar kemudian berkata: “Sesungguhnya kiamat tak
akan terjadi hingga tidak dibagikan lagi warisan dan tidak bergembira dengan
ghanimah.” Beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Syam seraya
berujar: “Akan ada musuh yang berkumpul untuk menyerang kaum muslimin
maka kaum muslimin pun berkumpul untuk melawan mereka.” Aku katakan: “Romawi
yang anda maksud?” Beliau menjawab: “Ya. Ketika itu akan
terjadi peperangan yang dahsyat. Majulah kaum muslimin siap untuk mati (membela
agama), tak akan kembali kecuali dalam keadaan menang. Bertempurlah kedua
pasukan tersebut hingga terhalangi waktu malam. Maka kembalilah dua kelompok
tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati telah tiada. Kemudian
maju sekelompok kaum muslimin yang siap untuk mati, tidak pulang kecuali dalam
keadaan menang. Mereka bertempur hingga sore kemudian kembalilah dua kelompok
tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati pun habis. Di hari
keempat majulah sisa pasukan kaum muslimin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
kemenangan kepada mereka. Mereka membunuh musuh dalam jumlah yang tak pernah
terlihat sebelumnya. Hingga ada seekor burung yang terbang ke arah mereka mati
sebelum bisa melintasi semuanya. Ketika itu ada orang-orang yang mencari
keluarga bapaknya hanya mendapatkan seorang saja padahal sebelumnya mereka
berjumlah seratus orang. (Kalau begini keadaannya) dengan ghanimah seperti apa
dia akan gembira? Atau warisan seperti apa dibagikan? Ketika dalam keadaan
demikian, mereka mendengar sesuatu yang lebih besar dari itu. Datang seseorang
yang berteriak (bahwa) Dajjal telah mendatangi keluarga mereka. Maka mereka pun
membuang ghanimah dari tangan-tangan mereka, dan mengirim sepuluh pasukan
berkuda sebagai mata-mata. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
‘Sungguh aku tahu nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka serta warna
kuda-kuda mereka. Mereka adalah pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi
ketika itu atau di antara pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika
itu’.” (HR. Muslim no. 2899)
2. Banyaknya
kemenangan diraih kaum muslimin
Dari Nafi’ bin ‘Utbah
radhiyallahu ‘anhu: Kami bersama Rasulullah dalam satu peperangan. Datang
kepada Nabi satu kaum dari Maghrib memakai pakaian dari wol (bulu domba).
Mereka bertemu Rasulullah di sebuah bukit dalam keadaan berdiri sedangkan
Rasulullah duduk. Batinku berkata: ‘Datangilah mereka dan berdirilah antara
mereka dengan Rasulullah agar jangan sampai mereka menculik Rasulullah’.
Kemudian aku berkata (dalam hati, -pen.): ‘Mungkin beliau ingin berbicara
khusus bersama mereka.’ Aku pun mendatangi mereka dan duduk di antara
Rasulullah dan mereka. Aku hafal dari beliau empat kalimat, aku hitung dengan
jariku. Beliau berkata: ‘Kalian akan berperang melawan jazirah Arab dan Allah
berikan kemenangan kepada kalian. Kemudian memerangi Persia dan kalian pun
menang. Kalian memerangi Romawi kalian pun diberikan kemenangan oleh Allah. Dan
kemudian kalian berperang melawan Dajjal, Allah juga memberikan kemenangan
untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2900)
3. Kaum Muslimin
menguasai Konstantinopel (Istanbul, red.)
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Tidak
akan terjadi hari kiamat hingga orang Romawi datang di A’maq atau Dabiq (dua
tempat di Syam). Keluarlah pasukan dari Madinah untuk menghadapi mereka. Mereka
adalah di antara penduduk bumi yang terbaik ketika itu. Ketika mereka telah
berhadapan, orang Romawi berkata: ‘Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang
telah ditawan dari kaum kami.’ Kaum muslimin berkata: ‘Tidak, kami tak akan
membiarkan kalian memerangi saudara kami.’ Akhirnya mereka pun bertempur.
Larilah sepertiga pasukan yang Allah tak akan memberi taubat kepada mereka,
sepertiga pasukan muslimin terbunuh dan mereka adalah syuhada yang paling
afdhal di sisi Allah, sepertiga pasukan lagi yang tersisa mendapat kemenangan
dan mereka tak akan terkena fitnah (ujian) selamanya. Mereka menguasai
Konsthantiniyah (Konstantinopel, dahulu merupakan ibukota Romawi Timur, red.).
Ketika mereka tengah membagi rampasan perang dan telah menggantungkan pedang
mereka di pohon zaitun, berteriaklah setan: ‘Masihid (Dajjal) telah mendatangi
keluarga kalian.’ Mereka pun keluar, padahal itu adalah berita batil. Ketika
mereka sampai di Syam, keluarlah Dajjal….” (HR. Muslim no. 2897)
4. Dajjal keluar
ketika telah sedikitnya orang Arab
Dari Ummu Syarik
radhiyallahu ‘anha, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ
مِنَ الدَّجَّالِ فِي الْجِبَالِ. قَالَتْ أُمُّ شَرِيْكٍ: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: هُمْ قَلِيْلٌ
“Sungguh manusia akan
melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung.” Ummu Syarik berkata: “Ya
Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika itu?” Beliau menjawab: “Mereka
sedikit.” (HR. Muslim no. 2945)
5. Sebelum keluarnya
Dajjal, manusia tertimpa tiga paceklik yang dahsyat
Sehingga mereka
mengalami kelaparan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan langit di tahun
pertama untuk menahan sepertiga hujan, memerintahkan bumi untuk menahan
sepertiga tumbuhannya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan langit di
tahun kedua untuk menahan dua pertiga hujannya dan memerintahkan tanah untuk
menahan dua pertiga tanamannya. Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
perintahkan langit di tahun ketiga menahan semua hujannya, tak ada yang turun
satu tetespun dan memerintahkan tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan.
(Sebagaimana dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu dan Asma` bintu Yazid
Al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha. Lihat kitab Qishshatu Masihid Dajjal wa Nuzul
‘Isa wa Qatlihi Iyyahu karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Lama Tinggalnya Dajjal
di Bumi
Dalam hadits An-Nawwas
bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ
اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا، يَوْمٌ
كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ
كَأَيَّامِكُمْ
“…Kami berkata: ‘Ya
Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?’ Rasulullah berkata: ‘40 hari.
Satu harinya seperti satu tahun, kemudian seperti sebulan, kemudian seperti
sepekan, kemudian hari-hari lainnya seperti hari kalian sekarang…’.” (HR.
Muslim no. 2937)
Yang Membunuh Dajjal
Setelah Dajjal tinggal
di bumi 40 hari, Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menurunkan Nabi ‘Isa
‘alaihissalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ
فِي أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فَيَبْعَثُ اللهُ عِيْسَى ابْنَ
مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
“Dajjal keluar di
antara umatku selama 40 hari, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa
bin Maryam ‘alaihissalam yang mirip dengan ‘Urwah bin Mas’ud. ‘Isa
‘alaihissalam mencarinya dan membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)
Dalam riwayat lain:
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى
يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ
“Dajjal dikejar oleh
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat
Baitul Maqdis –Palestina, red.). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim no. 2937)
Dalam hadits lain:
فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ
اللهِ ذَابَ كَمَا يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ
حَتَّى يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ فَيُرِيْهِمْ دَمَهُ فِي
حَرْبَتِهِ
“Ketika musuh Allah
Subhanahu wa Ta’ala (yakni Dajjal, -pen.) melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam meleleh di air. Seandainya dibiarkan
niscaya akan meleleh hingga binasa, akan tetapi Allah membunuhnya melalui
tangan ‘Isa ‘alaihissalam, memperlihatkan darahnya kepada mereka di tombak Nabi
‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim
2897)
Di antara tanda-tanda
Kiamat kubro adalah munculnya asap sebelum Hari Kiamat yang memenuhi bumi,
sehingga ia seperti sebuah rumah yang di dalamnya dinyalakan kayu bakar, ia
menyerang orang-orang mukmin seperti influensa, dan masuk ke dalam jasad orang-orang
kafir dan munafik melalui lubang tubuh mereka, maka mereka menggelembung
sehingga ia keluar dari pendengaran mereka.
Munculnya tanda Kiamat
ini dinyatakan oleh al-Qur’an dan sunnah Nabi saw dan sudah menjadi kesepakatan
umat.
Adapun dalil dari al-Qur’an
maka firman Allah swt, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut
yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih. (Mereka berdoa),
‘Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya kami akan
beriman’. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang
kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling
daripadanya dan berkata, ‘Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang
lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan
siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu kamu akan kembali (ingkar).
(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.
Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.” (QS. Ad-Dukhan: 10-16).
Adapun sunnah maka
hadis riwayat Muslim dan lainnya dari hadits Hudzaefah bin Usaid Al-Ghifari
berkata, “Rasulullah saw melewati kami, sementara kami sedang
berbincang-bincang. Beliau bertanya, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Kami
menjawab, ‘Kiamat’. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya ia tidak akan datang
sehingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya’. Lalu beliau menyebutkan
dukhan (kabut), Dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari arah barat,
turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman: pembenaman di
timur, pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir
adalah api yang menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim no.
2901, Abu Dawud no.4311 dan at-Tirmidzi no. 2184).
Mengenai ijma’ maka
umat Islam telah bersepakat bahwa dukhan adalah salah satu tanda Kiamat. Akan
tetapi mereka berselisih pendapat tentang bentuk kabut ini. Apakah tanda ini
telah terjadi dan berlalu atau ia belum terjadi?
Pendapat yang rajih
adalah yang menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah
yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah pendapat Ali
bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur Salaf seperti Hasan
al-Bashri dan lain-lainnya.
Ibnu Katsir mendukung
pendapat dengan berdalil kepada zhahir hadits, “Kiamat tidak datang
sehingga kalian melihat sepuluh tanda, salah satunya adalah dukhan.” Dan
kepada hadits dalam ash-Shahihain tentang sabda Nabi saw kepada Ibnu Shayyad,“Sesungguhnya
aku menyembunyikan untukmu sesuatu.” Ibnu Shayyad menjawab,“Yaitu
dukh.” Nabi saw bersabda, “Duduklah dalam keadaan terhina
karena kamu tidak akan melebihi kadarmu.” Dan yang disembunyikan oleh
Nabi saw adalah ayat ad-Dukhan, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa
kabut yang nyata.” Hadits ini menunjukkan bahwa dukhan ini belum
muncul, ia masih ditunggu.
Ali bin Abu Thalib, “Tanda
dukhan ini belum terjadi, ia menyerang seorang mukmin seperti bentuk influensa
dan menggelembungkan orang kafir sehingga dia binasa.”
Ibnu Jarir dan Ibnu
Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abu Mulaikah berkata,“Suatu hari saya
menemui Ibnu Abbas dia berkata, ‘Malam ini aku tidak bisa tidur sampai pagi’.
Saya bertanya, ‘Mengapa?’ Dia menjawab, ‘Saya mendengar orang-orang berkata
bahwa bintang berekor telah muncul. Saya khawatir dukhan telah muncul, maka
saya tidak bisa tidur sampai pagi.”
Ibnu Katsir berkata, “Ini
adalah sanad yang shahih dari Ibnu Abbas Habrul Ummah dan Turjuman al-Qur’an.
Dan begitulah pendapat sahabat-sahabat dan tabiin-tabiin yang sesuai dengan
pendapatnya sesuai dengan hadits-hadits yang marfu’ baik yang shahih maupun
hasan atau lainnya yang mereka sebutkan, semua itu mengandung isyarat yang
yakin dan jelas bahwa dukhan adalah salah satu ayat yang masih ditunggu, di
samping itu ia secara zhahir disinggung oleh Al-Qur’an.”
Firman Allah Tabaraka
Wa Taala, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Yakni
jelas dan terang dilihat oleh siapa pun. Dan tidak seperti yang ditafsirkan
oleh Ibnu Mas’ud, karena ia adalah hayalan yang dilihat oleh mata mereka,
karena kelaparan yang sangat.
Begitu pula
firman-Nya, “Yang meliputi manusia,” Yakni menutupi mereka dan
membuat mereka tidak melihat, jika dukhan hanyalah hayalan yang khusus bagi
penduduk Makkah yang musyrik, tentunya tidak dikatakan, “Meliputi
manusia.”
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim
berkata, “Sabdanya saw tentang tanda-tanda Kiamat, ‘Kiamat tidak
datang sehingga sebelumnya kalian melihat sepuluh tanda, di antaranya dukhan
dan Dajjal.” Hadits ini mendukung
pendapat yang mengatakan bahwa dukhan adalah dukhan yang menyerang nafas
orang-orang kafir dan menyerang orang mukmin dalam bentuk influensa dan bahwa
ia belum tiba, ia akan terjadi menjelang hari Kiamat. Dan telah dijelaskan
dalam kitab Bad’ul Khalqi ucapan orang yang mengatakan ini dan pengingkaran
Ibnu Mas’ud kepadanya, di mana Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa itu adalah ibarat
kekeringan yang menimpa Quraisy sehingga mereka melihat di langit seperti ada
kabut. Pendapat Ibnu Mas’ud ini diikuti oleh beberapa kalangan. Sementara
pendapat yang lain dinyatakan oleh Hudzaefah, Ibnu Umar dan Hasan. Dan
Hudzaefah meriwayatkan dari Nabi saw bahwa dukhan ini berlangsung selama 40
hari. Dan bisa jadi itu adalah dua Dukhan untuk menggabungkan antara
atsar-atsar yang ada.”
Terbitnya matahari
dari timur dan terbenam di barat merupakan sunnatullah terhadap alam semesta,
akan tetapi hikmah Allah yang bijak telah berkehendak untuk menjadikan
terbitnya matahari dari barat sebagai salah satu tanda yang jelas akan
datangnya Kiamat.
Terbitnya matahari
dari barat –sama dengan tanda-tanda Kiamat yang lain– adalah perkara yang telah
ditetapkan oleh al-Kitab, sunnah dan ijma’.
Firman Allah, “Pada
hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman
seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelumnya atau dia belum
mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (QS. Al-An’am: 158).
Jumhur ahli tafsir
telah menyepakati bahwa sebagian tanda-tanda di dalam ayat itu adalah terbit
matahari dari arah barat.
Adapun sunnah maka
hadits riwayat Muslim nomor 2942 dan Abu Dawud nomor 4310 dari Abdulah bin Amru
bin Ash berkata, “Saya menghafal dari Rasulullah saw sebuah hadits yang
tidak pernah aku lupakan, saya mendengarnya bersabda, ‘Sesungguhnya tanda
Kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat, keluarnya
binatang bumi kepada manusia di waktu dhuha. Apa pun yang muncul terlebih
dahulu maka yang lain akan segera menyusul di belakangnya.”
Dari Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah beramal sebelum
datangnya enam perkara: terbitnya matahari dari barat, dukhan, Dajjal, binatang
bumi, teman khusus kalian dan urusan umum.” (HR. Muslim nomor 2947).
Hisyam bin Amir berkata, “Teman khusus adalah kematian.” Qatadah
berkata,“Urusan umum adalah Kiamat.”
Dari Abu Hurairah
berkata, Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak datang sehingga matahari
terbit dari barat. Jika manusia melihatnya maka mereka semua beriman.”
Dalam riwayat lain, “Jika
matahari telah terbit dari arah barat dan orang-orang melihatnya, maka mereka
semua beriman. Pada saat itu iman seseorang tidak lagi berguna untuk dirinya
selama dia belum beriman sebelumnya atau memperoleh kebaikan dalam imannya.” (HR.
al-Bukhari 7/190 dan Muslim nomor 157)
Umat Islam secara
keseluruhan telah ber-ijma’ bahwa terbitnya matahari dari barat adalah salah
satu tanda Kiamat kubro berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan jelas begitu
pula al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi saw.
Apabila matahari telah
terbit dari barat maka iman yang terjadi pada hari itu tidaklah berguna bagi
orang yang sebelumnya musyrik atau kafir, tidak pula taubat yang dilakukan pada
waktu itu bagi orang yang beriman tetapi sebelumnya dia melakukan kemaksiyatan,
kebaikan yang dilakukan sesudah itupun tidaklah berguna. Imannya yang terdahulu
menjaganya dari kekekalan di dalam Neraka, jika dia masuk ke dalamnya maka
karena dosa-dosanya. Adapun pemilik iman terdahulu, tetapi tidak murni, maka
imannya berguna untuk dirinya begitu pula amal-amal yang menyertainya yang
dikerjakannya. Yang ditolak adalah taubatnya saat itu dari imannya yang
bercampur dengan kemaksiatan, begitu pula orang yang sebelumnya tidak beriman
dan beramal shalih, maka iman dan amal shalih yang tiba-tiba dilakukan pada
saat itu tidaklah diterima.
Adapun orang mukmin
yang telah bertaubat dari kemaksiyatan dan telah mengerjakan kebaikan
semampunya, maka imannya ini berguna baginya demi keselamatannya dan amal
shalihnya berguna baginya demi derajatnya dan kebaikan yang dia kerjakan
setelah itu, di mana sebelumnya dia telah melaksanakannya, ia juga berguna
baginya.
Allamah Al-Qurtubi
dalam at-Tadzkirah menjelaskan alasan ditolaknya iman pada hari itu, dia
berkata, “Para ulama berkata, ‘Iman tidak berguna bagi pemiliknya pada
waktu matahari terbit dari barat karena ketakutan hebat yang menyelimuti
hatinya. Di mana ketakutan ini memadamkan semua syahwat jiwa dan meluruhkan
seluruh kekuatan tubuh. Maka seluruh manusia –karena mereka telah yakin Kiamat
di ambang pintu– menjadi seperti orang di mana kematian telah berada di pelupuk
mata. Dalam kondisi demikian dorongan-dorongan kepada kemaksiyatan telah hilang
dan luruh dari mereka. Maka barangsiapa bertaubat dalam kondisi ini maka
taubatnya tidak diterima sebagaimana taubat orang yang maut telah berada di
pelupuk matanya’.”
Hafizh Ibnu Katsir
dalam An-Nihayah berkata, “Hadits-hadits yang mutawatir ini bersama ayat yang
mulia merupakan dalil bahwa siapa yang baru beriman dan bertaubat pada saat
matahari terbit dari barat maka ia tidak diterima darinya. Hal itu demikian
–wallahu a’lam– karena ia adalah tanda Kiamat terbesar yang menunjukkan
kedekatannya, maka hari itu diperlakukan seperti hari Kiamat.
Firman Allah, “Yang
mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk
mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian
tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah
bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum
itu.” (QS. Al-An’am: 158).
Firman Allah, “Maka
tatkala mereka melihat adzab Kami, mereka berkata, ‘kami beriman hanya kepada
Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan
dengan Allah’. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah
melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap
hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.”(QS.
Al-Mu’min: 84-85).
Firman Allah, “Mereka
tidak menunggu kecuali kedatangan hari Kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba
sedang mereka tidak menyadarinya.” (QS. Az-Zukhruf: 66). Wallahu
a’lam.
No comments:
Post a Comment